Awalnya aku selalu belajar untuk tidak percaya dan tidak ingin tahu, tapi karena semua telah jelas aku belajar untuk menerima walaupun aku tahu itu sakit dan menyiksa.
Jika aku tidak belajar apa yang akan aku dapat? Apa yang akan ku terima nantinya?
Awalnya aku berharap jika itu bukan kejadian sebenarnya dan aku berharap itu bukanlah fakta sebenarnya aku sekuat tengaga untuk berharap. Tapi kenyataan telah terpampang di depanku, aku tak bisa melawan fakta itu, karena semakin aku melawan maka yang aku dapat adalah sakit. Sesak yang aku rasakan beberapa hari ini aku anggap terbayar sudah dengan apa yang aku dapat kemarin-kemarin.
Aku berusaha bangun untuk menjadi diriku seperti dulu lagi, bangun dari cerita yang tak akan pernah menjadi kenyataan bagi diriku sendiri, sadar dari mimpi bodoh yang tak akan pernah menjadi fakta yang terpampang sendiri di depanku, bangun dari kelemahan dan keterpurukan belajar untuk melepaskan apa yang pernah diri ini sayangin.
Sakit? Aku anggap itu hanya selingan dalam hidup. Ditinggalkan oleh orang yang disayangi dalam waktu dekat terasa sangat menyiksa. Dan kau sendiri kadang berpikir kenapa semua ini terjadi dengan cepat. Walaupun kau ingin melawan takdir dan mengatakan kalau dirimu tidak ingin, dan walaupun dirimu ingin berteriak "AKU TIDAK MAU" "INI SEMUA BOHONG". Percuma, itu gak akan mengembalikan apa yang telah pergi.
Ketika kau kau bilang "Aku heran pada dirimu"
Jujur aku juga heran pada diriku sendiri, kenapa aku melakukan semua ini, apa yang aku dapat? nothing
Dan ketika ada yang bilang pada ku " Kau bodoh, terlalu cepat dalam menarik kesimpulan, semua itu bisa saja hanya ilusi semata"
Jujur aku telah berteiak kalimat itu berkali-kali dalam hatiku tapi aku tahu cepat atau lambat hari ini akan ada, dan aku tak mau terlanjur jatuh kedalamnya air yang dingin.
dan ketika lagi ada yang bilang "Kau terlihat kuat di luar tapi di dalamnya kau terlihat rapuh"
Aku memanglah orang seperti itu, aku tak ingin orang lain yang melihat kerapuhanku merasa jijik dan kasihan pada aku, biarkan saja diriku sendiri yang merasakan kerapuhan dan merasa jijik pada diriku sendiri, dengan begitu semua akan terhapus dengan seiring berjalannya waktu.
Aku belajar untuk tidak menyakiti orang, tapi kelakuaanku cepat atau lambat akan menyakitkan orang lain, aku tak tahu kenapa aku bisa begini, aku juga merasa heran pada diriku sendiri. Aku tak tahu harus bagaimana lagi, aku terlalu "kuat" jika di lihat dari luar tapi aku terlalu "rapuh" di dalamnya, dan ketika aku terjatuh aku merasakan semua bukan miilikku.
Apakah aku harus belajar tersenyum walaupun aku ingin menangis?
Apakah aku harus belajar menjadi kuat tapi pada dasarnya aku orang yang sangat lemah?
Aku akan belajar untuk bisa menerima kenyatan walaupun pada dasarnya hanya aku yang akan sakit sendiri.
0 comments:
Posting Komentar